LOMBA Cipta Puisi DIES NATALIS KMK St. Tarsisius UNMUL
SECARIK KERTAS DARI ALAM
KARYA: MARIA INDA
KARYA: MARIA INDA
Aku
adalah alam
Tempat
dimana flora dan fauna hidup
Kata
mereka tumbuhan adalah mahkotaku
Dan
aku adalah rumah bagi para hewan
Kesejukan selalu kupersembahkan bagi bumi
Sumber daya beserta oksigen kusiapkan bagi mereka
Akupun memberikan kepada mereka kekuatan dan energi
Dan segala yang mereka butuhkan
Namun
semua itu keberikan ketika bumi masih stabil
Ketika
bumi masih dihuni oleh mereka yang tak serakah
Mereka
yang menggunakan sumber dayaku
Sesuai
kebutuhan mereka
Dulu sering kau lihat sawah terhampar nan hijau
Pohon-pohon rindang menjulang tinggi
Di antara gunung, matahari terbit malu-malu
Namun sekarang kemana semuanya itu?
Setelah
semua yang kuberi kepada mereka
Apa
balasan mereka terhadap aku?
Mereka
merusakku
Menghancurkanku
dan mencabik-cabik aku
Kau yang tertawa
Bermandikan harta
Berkawan kemewahan
Darimana kau dapatkan semuanya?
Yaaah..
Dari
pohon yang kau tebang
Dari
hewan yang kau bunuh
Dari
laut yang kau sebar peptisida
Apakah kau tidak ingat anak cucumu
Yang mengharapkan kesejukan alam
Memimpikan keindahan dunia
Dimana hati nuranimu?
Tidakkah
kau sadar
Ada
bnyak nyawa yang kau ambil
Ada
banyak harapan yang kau renggut
Jeritan
tangis dimana-mana
Namun, selalu kau bertanya siapa yang merusak alamku?
Apakah Tuhan marah?
Atau alam enggan bersahabat?
Tidakkah kau sadar, kaulah si perusak itu.
Permadani
Nusantara
Ayam berkokok tanda pagi
Kubuka jendela,kusibakkan tirai
Bau embun dan hembusan angin seakan
selimuti pagi ini
Kulihat sang surya masih tersipu tampakkan
diri
Kicauan burung terdengar merdu
Pecahkan sunyi didalam kalbu
Kutengok pahatan gunung memecah cakrawala
Berselimutkan awan,beralas zambrud
Gugusan pulau tak terhitung banyaknya
Lengkapi indahnya nusantara
Hutan yang kokoh paru-paru dunia
Pepohonan rindang seluas mata memandang…
Tapi… itu dulu!
Kala manusia masih berkawan dengan
alam,belum menjadi budak rupiah
Kini…
Hutanku yang hijau,hutanku yang rindang
Habitat hewan yang paling nyaman
Tempat berteduh dari sengatan mentari
Hutanku…
Kini kau telah gundul
Seperti kepala tuyul,
Karena kau telah ditebang oleh
tangan-tangan jahil
Banjir,longsor,badai,bencana datang
bertubi-tubi,buat pilu dihati
Ibu pertiwi menangis …
Namun tak satupun yang mendengar
Hutan luas diganti dengan pencakar
langit,yang membubung tinggi
Ibu Pertiwi menjerit “Sampai kapan seperti
ini?”
Pedulikah kamu ???
Tidak!!!
Kau hanya puas dengan gedung-gedung itu
Tak peduli dengan alam sekitarmu
Kupejamkan mata ini dan mulai menarik nafas
“Ah… berat sekali bebanmu ibu pertiwi”
Maafkan kami yang lalai menjaga alammu
Kami berjanji
Akan melestarikan alammu kembali
Agar bencana tak datang lagi
Supaya semua berseri kembali
Jadikan alam nusantara bak permadani
Elok…
Indah…
Dan menawan hati
MENGAGUMI
KARYA NYATA TUHAN.
Air, udara, kekayaan alamdi semesta ini
akan mudah kau cari.
Dimana? Akan ku teriakkan sekencang
mungkin, Indonesia.
Kau akan jatuh cinta kepadanya pada
pandangan pertama.
Aku pastikan itulah yang terjadi.
Mengagumi karya sempurna tanpa celamilik
Tuhan, hijaunya gunung dan birunya lautan alamnya.
Jika saja inikalipertamakau datang kemari.
Bisa ku terka hatimu akan rindu untuk
datang kembali.
Dialah tempat dimana sang surya datang
dan pergi dengan indahnya melewati garis cakrawala/khatulistiwa.
Segudang anugerah ada di sini, ditempat
aku memijakkan kaki.
Tempatdimana aku dilahirkan dandibesarkan.
Indonesiaku kaya, banyak surga kecil.
Tanah warisan masa depan.
Untuk melestarikannya aku selalu terpanggil.
Apabila Kata adalah doa, maka kataku
tumbuh dan bersemayamdisegalapenjuru alamku.
Pejamkanlah matamu.
Perdalamlah indramu.
Tuliskan semua yang kau rasadisaat jatuh
cinta.
Jatuh cinta akan Indonesiaku.
Kusebut ini keangkuhan yang nyata.
Agar kita berkenalan, dengan mahakarya sang
pencipta.
Sempurna nan indah, hingga tak bisa
berkedip ketika bersua.
Yaa.. dialah alamku, Alam Indonesia,
Permadani bangsaku.
Karya : Regina Lilitan Bulan
Komentar
Posting Komentar