RABU ABU - "Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu”

 


Hari Rabu Abu bagi umat Katolik merupakan hari pertama masa Pra-paskah dalam liturgi tahun Gereja. Masa pra-Paskah adalah masa persiapan menyambut hari raya Paskah atau hari Kebangkitan Yesus Kristus pada hari Minggu Paskah. Hari Rabu Abu  memiliki makna sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan Kristus. Peringatan ini identik dengan melakukan ibadah serta penandaan salib menggunakan abu di dahi umat Katolik oleh iman.

Mengapa Disebut “Rabu Abu”?

Karena, Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaska, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska. Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2).

Mengapa hari Rabu?

Nah, Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari. Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu.


Mengapa Rabu “Abu”?

Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6). Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu. “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).” 

Abu yang digunakan bukan sembarangan, tetapi abu yang digunakan berasal dari pembakaran daun palem yang disimpan oleh masing-masing umat sejak hari Minggu Palmarum pada tahun sebelumnya yang dipergunakan untuk mengungkapkan perkabungan.

Selain penggunaan abu, pada Hari Rabu Abu juga menggunakan warna ungu atau ungu tua. Warna ini menyimbolkan penderitaan dan penyaliban Yesus, keagungan yag melambangkan bahwa melalui penderitaan dan kematian Yesus, akan datang keagungan dan pengharapan pembaruan yang dirayakan dalam kebangkitan Yesus di hari raya Paskah nanti.

Selamat memasuki masa puasa dan pantang untuk kita semua, dan penuh sukacita menyongsong Kebangkitan Jurus Selamat kita Yesus Kristus. TUHAN membimbing dan menyertai kita senantiasa sampai akhir zaman.

SALAM DAMAI KASIH KRISTUS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TATA PERAYAAN EKARISTI (RITUS NOVUS ORDO)

Logo/Lambang Organisasi KMK St. Tarsisius Unmul

Hari Ayah Nasional 12 November 2019